3 Pendekatan Ilmu Geografi & Contoh (Keruangan, Ekologi, Wilayah)
Pendekatan ilmu geografi. Seperti yang diketahui bersama, bahwa geografi adalah salah satu cabang disiplin ilmu yang mempelajari sistem-sistem alam. Dalam hal ini, pendekatan geografi dalam geografi modern atau geografi terpadu merumuskan tiga jenis pendekatan ilmu geografi. Pendekatan ilmu geografi antara lain pendekatan keruangan, pendekatan ekologi atau lingkungan, dan pendekatan kompleks wilayah.
Lantas untuk apa pendekatan geografi tersebut digunakan? Sistem terdiri dari tiga komponen, yaitu bagian komponen, bagian input, dan bagian output. Sebuah sistem dikatakan dapat berfungsi dengan baik jika seluruh komponen tersambung bersama. Planet Bumi yang mempunyai banyak komponen dapat dilihat sebagai sistem yang kompleks dan sangat besar. Di dalam sistem Bumi, input yaitu energi yang berasal dari Matahari dan dari dalam Bumi (tenaga tektonik). Output adalah perubahan konstan yang dapat dilihat di sekitar kita dalam lingkungan fisik dan manusia, seperti panas serta hujan.
Struktur keruangan berhubungan dengan elemen pembentuk ruang yang berupa kenampakan titik, garis, dan area. Sedangkan pola keruangan berkaitan dengan lokasi distribusi ketiga elemen tersebut. Distribusi elemen geografi ini akan membentuk berbagai macam pola, misalnya radial, memanjang, dan lainnya. Dengan demikian, proses keruangan sendiri berkenaan dengan perubahan elemen pembentuk ruang.
Berdasarkan pendapat para ahli geografi, disimpulkan bahwa ada berbagai faktor yang menentukan pola penyebaran serta cara mengubah pola sehingga dicapai penyebaran yang lebih baik, efisien, dan wajar. Analisis suatu masalah menggunakan pendekatan geografi ini bisa dilakukan dengan pertanyaan 5W 1H, antara lain :
a. Pertanyaan What (apa), mengetahui jenis fenomena alam yang terjadi.
b. Pertanyaan Where (di mana), mengetahui tempat fenomena alam berlangsung.
c. Pertanyaan When (kapan), mengetahui waktu terjadinya fenomena alam.
d. Pertanyaan Who (siapa), mengetahui subjek atau pelaku yang menyebabkan terjadinya fenomena alam.
e. Pertanyaan Why (mengapa), mengetahui penyebab terjadinya fenomena alam.
f. Pertanyaan How(bagaimana), mengetahui proses terjadinya fenomena alam.
Salah satu contoh kasus gejala atau fenomena alam adalah gempa bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah, tanggal 27 Mei 2006. Analisis fenomena gempa bumi tersebut, dilakukan dengan menggunakan berbagai pertanyaan seperti di bawah ini.
a. Apa fenomena alam yang terjadi?
Gempa bumi
b. Di mana terjadi gempa bumi tersebut?
Sebagian wilayah Yogyakarta dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
c. Kapan terjadinya?
27 Mei 2006.
d. Siapa atau apa yang menyebabkannya?
Adanya tumbukan antara dua lempeng tektonik.
e. Mengapa terjadi peristiwa itu?
Peristiwa tersebut terjadi karena adanya pergerakan lempeng tektonik.
g. Bagaimana gempa bumi itu dapat terjadi?
Indonesia terletak di antara tiga lempeng tektonik yang terus bergerak, antara lain lempeng Indo Australia, Eurasia, dan Pasifik. Jika terjadi tumbukan lempeng, maka akan mengakibatkan terjadinya bencana gempa bumi. Peristiwa gempa bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah terjadi karena tumbukan lempeng Indo Australia dan Eurasia, sehingga menyebabkan lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah lempeng Eurasia di zona subduksi.
Dengan menggunakan pendekatan geografi seperti di atas, kita dapat menganalisis suatu gejala alam yang terjadi di sekitar kita. Bahkan bencana alam yang akhir-akhir ini terjadi di Indonesia.. Sebagai perbandingan, kamu akan diberikan satu contoh lagi mengenai penggunaan pendekatan ini dalam analisis masalah geografi yang lain, yaitu analisis terjadinya banjir di Jakarta. Untuk yang kesekian kali, banjir terjadi lagi di Jakarta. Yang terbaru, bencana ini terjadi pada 1 Februari 2007. Banjir ini hampir merendam sebagian Jakarta.
Untuk menganalisis bencana bajir tersebut, ada tiga tahap yang bisa kita lakukan. Tahap pertama penerapan pendekatan keruangan dilakukan dengan melihat pola, struktur, dan proses keruangan di wilayah-wilayah sekitar Jakarta, seperti Bogor, puncak, dan Cianjur. Pada tahap ini dapat diidentifikasi fenomena alam seperti kawasan hulu sungai. Setelah itu, pada tahap kedua dilakukan zonasi berdasarkan karakteristik kelerengannya, misalnya agak landai, curam, dan datar.
Tahap ketiga ditinjau ketepatan pemanfaatan lahan di tiap tiap zona. Studi aspek fisik ini perlu ditambahkan dengan karakteristik penduduk di wilayah tersebut, seperti tingkat pendidikan, mata keterampilan, pencahariannya, dan kebiasaannya. Melalui berbagai informasi yang diterima, dapat ditemukan keterkaitan antara kondisi alam dan manusia dengan terjadinya banjir. Pada akhirnya, kita akan dapat merumuskan upaya penanggulangan bencana banjir di Jakarta.
Sisi perilaku mencakup dua aspek, yaitu pengembangan gagasan dan kesadaran lingkungan. Interelasi keduanya inilah yang menjadi ciri khas pendekatan ini. Menggunakan keenam pertanyaan geografi, analisis dengan pendekatan ini masih bisa dilakukan. Nah, perhatikan contoh analisis mengenai terjadinya banjir di Sinjai berikut dan kamu akan menemukan perbedaannya dengan pendekatan keruangan. Untuk mempelajari banjir dengan pendekatan kelingkungan dapat diawali dengan tindakan sebagai berikut.
a. Identifikasi kondisi fisik yang mendorong terjadinya bencana ini, misalnya jenis tanah, topografi, dan vegetasi di lokasi itu.
b. Identifikasi perilaku dan sikap masyarakat dalam mengelola alam di lokasi tersebut.
c. Menganalisis hubungan antara budi daya dan dampak yang ditimbulkannya hingga menyebabkan banjir.
d. Identifikasi budi daya yang ada kaitannya dengan alih fungsi lahan.
e. Menggunakan hasil analisis ini mencoba menemukan alternatif pemecahan masalah ini.
Contoh analisis kompleks wilayah diterapkan dalam perancangan kawasan permukiman. Langkah awal, dilakukan identifikasi wilayah potensial di luar Jawa yang memenuhi persyaratan minimum, seperti kesuburan tanah dan tingkat kemiringan lereng. Langkah kedua, identifikasi aksesibilitas wilayah. Dari hasil identifikasi ini dirumuskan rancangan untuk jangka panjang dan jangka pendek untuk pengembangan kawasan tersebut.
Lantas untuk apa pendekatan geografi tersebut digunakan? Sistem terdiri dari tiga komponen, yaitu bagian komponen, bagian input, dan bagian output. Sebuah sistem dikatakan dapat berfungsi dengan baik jika seluruh komponen tersambung bersama. Planet Bumi yang mempunyai banyak komponen dapat dilihat sebagai sistem yang kompleks dan sangat besar. Di dalam sistem Bumi, input yaitu energi yang berasal dari Matahari dan dari dalam Bumi (tenaga tektonik). Output adalah perubahan konstan yang dapat dilihat di sekitar kita dalam lingkungan fisik dan manusia, seperti panas serta hujan.
Pendekatan Ilmu Geografi (keruangan, ekologi, wilayah)
Sistem yang ada di planet Bumi sangat kompleks, sehingga untuk mempelajarinya kita harus memahami setiap komponen-komponennya dengan berbagai pendekatan dalam geografi. Inilah yang dimaksud dengan geografi dari sudut pendekatan sistem. Pendekatan geografi terus mengalami perkembangan hingga masa geografi modern. Dan pada akhirnya geografi modern merumuskan pendekatan geografi menjadi 3, yaitu pendekatan keruangan, pendekatan ekologi atau lingkungan, dan pendekatan kompleks wilayah. Untuk lebih memahami tentang berbagai pendekatan geografi tersebut, berikut ini kami berikan penjelasan satu persatu.Pendekatan Geografi Pertama : Pendekatan Keruangan
Pendekatan keruangan adalah pendekatan geografi pertama yang akan kita bahas. Berdasarkan namanya dapat diketahui bahwa pendekatan geografi keruangan akan menekankan pada keruangan. Pendekatan keruangan dalam geografi adalah pendekatan yang mendasarkan pada perbedaan lokasi dari sifat-sifat pentingnya seperti perbedaan struktur, pola, dan proses.Struktur keruangan berhubungan dengan elemen pembentuk ruang yang berupa kenampakan titik, garis, dan area. Sedangkan pola keruangan berkaitan dengan lokasi distribusi ketiga elemen tersebut. Distribusi elemen geografi ini akan membentuk berbagai macam pola, misalnya radial, memanjang, dan lainnya. Dengan demikian, proses keruangan sendiri berkenaan dengan perubahan elemen pembentuk ruang.
Berdasarkan pendapat para ahli geografi, disimpulkan bahwa ada berbagai faktor yang menentukan pola penyebaran serta cara mengubah pola sehingga dicapai penyebaran yang lebih baik, efisien, dan wajar. Analisis suatu masalah menggunakan pendekatan geografi ini bisa dilakukan dengan pertanyaan 5W 1H, antara lain :
a. Pertanyaan What (apa), mengetahui jenis fenomena alam yang terjadi.
b. Pertanyaan Where (di mana), mengetahui tempat fenomena alam berlangsung.
c. Pertanyaan When (kapan), mengetahui waktu terjadinya fenomena alam.
d. Pertanyaan Who (siapa), mengetahui subjek atau pelaku yang menyebabkan terjadinya fenomena alam.
e. Pertanyaan Why (mengapa), mengetahui penyebab terjadinya fenomena alam.
f. Pertanyaan How(bagaimana), mengetahui proses terjadinya fenomena alam.
Salah satu contoh kasus gejala atau fenomena alam adalah gempa bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah, tanggal 27 Mei 2006. Analisis fenomena gempa bumi tersebut, dilakukan dengan menggunakan berbagai pertanyaan seperti di bawah ini.
a. Apa fenomena alam yang terjadi?
Gempa bumi
b. Di mana terjadi gempa bumi tersebut?
Sebagian wilayah Yogyakarta dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
c. Kapan terjadinya?
27 Mei 2006.
d. Siapa atau apa yang menyebabkannya?
Adanya tumbukan antara dua lempeng tektonik.
e. Mengapa terjadi peristiwa itu?
Peristiwa tersebut terjadi karena adanya pergerakan lempeng tektonik.
g. Bagaimana gempa bumi itu dapat terjadi?
Indonesia terletak di antara tiga lempeng tektonik yang terus bergerak, antara lain lempeng Indo Australia, Eurasia, dan Pasifik. Jika terjadi tumbukan lempeng, maka akan mengakibatkan terjadinya bencana gempa bumi. Peristiwa gempa bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah terjadi karena tumbukan lempeng Indo Australia dan Eurasia, sehingga menyebabkan lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah lempeng Eurasia di zona subduksi.
Dengan menggunakan pendekatan geografi seperti di atas, kita dapat menganalisis suatu gejala alam yang terjadi di sekitar kita. Bahkan bencana alam yang akhir-akhir ini terjadi di Indonesia.. Sebagai perbandingan, kamu akan diberikan satu contoh lagi mengenai penggunaan pendekatan ini dalam analisis masalah geografi yang lain, yaitu analisis terjadinya banjir di Jakarta. Untuk yang kesekian kali, banjir terjadi lagi di Jakarta. Yang terbaru, bencana ini terjadi pada 1 Februari 2007. Banjir ini hampir merendam sebagian Jakarta.
Untuk menganalisis bencana bajir tersebut, ada tiga tahap yang bisa kita lakukan. Tahap pertama penerapan pendekatan keruangan dilakukan dengan melihat pola, struktur, dan proses keruangan di wilayah-wilayah sekitar Jakarta, seperti Bogor, puncak, dan Cianjur. Pada tahap ini dapat diidentifikasi fenomena alam seperti kawasan hulu sungai. Setelah itu, pada tahap kedua dilakukan zonasi berdasarkan karakteristik kelerengannya, misalnya agak landai, curam, dan datar.
Pendekatan Geografi Kedua : Pendekatan Kelingkungan atau Ekologi
Pendekatan ilmu geografi yang kedua yaitu pendekatan kelingkungan atau ekologi. Dalam pendekatan ekologi, kita tidak hanya mendasarkan pada interaksi organisme dengan lingkungan, tetapi juga dikaitkan dengan fenomena yang ada dan juga perilaku manusia. Karena pada dasarnya lingkungan geografi mempunyai dua sisi, yaitu perilaku dan fenomena lingkungan.Sisi perilaku mencakup dua aspek, yaitu pengembangan gagasan dan kesadaran lingkungan. Interelasi keduanya inilah yang menjadi ciri khas pendekatan ini. Menggunakan keenam pertanyaan geografi, analisis dengan pendekatan ini masih bisa dilakukan. Nah, perhatikan contoh analisis mengenai terjadinya banjir di Sinjai berikut dan kamu akan menemukan perbedaannya dengan pendekatan keruangan. Untuk mempelajari banjir dengan pendekatan kelingkungan dapat diawali dengan tindakan sebagai berikut.
a. Identifikasi kondisi fisik yang mendorong terjadinya bencana ini, misalnya jenis tanah, topografi, dan vegetasi di lokasi itu.
b. Identifikasi perilaku dan sikap masyarakat dalam mengelola alam di lokasi tersebut.
c. Menganalisis hubungan antara budi daya dan dampak yang ditimbulkannya hingga menyebabkan banjir.
d. Identifikasi budi daya yang ada kaitannya dengan alih fungsi lahan.
e. Menggunakan hasil analisis ini mencoba menemukan alternatif pemecahan masalah ini.
Pendekatan Geografi Ketiga : Analisis Kompleks Wilayah
Pendekatan geografi yang terakhir yaitu analisis kompleks wilayah. Dalam pendekatan kompleks wilayah, mendasarkan pada kombinasi antara analisis keruangan dan analisis ekologi. Pendekatan geografi ini menekankan ”areal differentiation” yaitu adanya perbedaan karakteristik masing-masing wilayah. Perbedaan ini akan mendorong suatu wilayah dapat berinteraksi dengan wilayah lain. Perkembangan wilayah yang saling berinteraksi terjadi karena terdapat permintaan dan penawaran.Contoh analisis kompleks wilayah diterapkan dalam perancangan kawasan permukiman. Langkah awal, dilakukan identifikasi wilayah potensial di luar Jawa yang memenuhi persyaratan minimum, seperti kesuburan tanah dan tingkat kemiringan lereng. Langkah kedua, identifikasi aksesibilitas wilayah. Dari hasil identifikasi ini dirumuskan rancangan untuk jangka panjang dan jangka pendek untuk pengembangan kawasan tersebut.
Posting Komentar untuk "3 Pendekatan Ilmu Geografi & Contoh (Keruangan, Ekologi, Wilayah)"
Silahkan berkomentar . .