Kisah Sunan Giri yang Dibuang Ke Laut Ketika Bayi - Lengkap
Sunan Giri yang dibuang ke laut ketika bayi – Sunan Giri atau Raden Paku mempunyai masa lalu yang suram. Beliau pernah dibuang ketika masih bayi. Lantas apa yang membuat sunan giri dibuang ke laut? Jadi singkat cerita, ada seorang putri kerajaan Blambangan yang bernama Dewi Sekardadu mengalami sakit keras. Atas saran dari seorang tabib, bahwa yang dapat menyembuhkan Dewi Sekardadu adalah Shekh Maulana Ishaq. Maka dari itu, sang ayah yang bernama Prabu Menak Sembuyu mencari tahu keberadaan Syekh Maulana Ishaq dan meminta beliau untuk menyembuhkan putrinya.
Setelah syekh Maulana lshaq berhasil menyembuhkan Dewi sekardadu dan mengusir wabah penyakit di Blambangan. Karuan saja syekh Maulana lshaq mempunyai pengaruh yang sangat besar di negeri itu. Di antaranya banyak penduduk Blambangan yang datang berobat kepada syekh Mautana lshaq. sembari mengobati penyakit syekh Maulana lshaq mengajarkan agama lslam pada mereka. Mereka yang berobat pada syekh Maulana langsung sembuh sehingga semakin hari semakin banyak orang yang penduduk yang menaruh simpati kepada beliau, sehingga sebentar saja beiiau memiliki pengikut yang sangat banyak
Melihat besarnya pengaruh dan semakin banyaknya pengikut Syech Maulana lshaq, maka para pembesar kerajaan termasuk sang Prabu Menak sembuyu sendiri merasa kuatir dan marah atas pengaruh yang dituiarkan syekh Maulana lshaq kepada rakyat blambangan. Oleh karenanya sang prabu bermaksud hendak menyingkirkan beiiau dari negeri Blambangan. Lebih-lebih sang Prabu mengetahui bahwa agama lslam bertentangan dengan agama yang dianut oleh sang Prabu. Di antarannya agama lslam telah melarang menyembah berhala. ltulah yang menyebabkan sang Prabu tidak senang terhadap syekh Maulana lshaq. Padahal semua itu telah menjadi kegemaran rakyat Blambangan termasuk sang Prabu dan Patih bajul sengoro beserta prajurit-prajuritnya.
Untuk mencegah pengaruh Syekh Maulana lshaq, maka sang Prabu menyuruh Patih Bajul sengoro mengerahkan bala tentara untuk menyerang syekh Maulana lshaq bersama pengikutnya. Tapi bagaimana sikap syekh Mautana lshaq. Beliau langsung maju ke depan ketika melihat pasukan Blambangan menyerbu pesantren.
Beliau berjalan dengan tenang menghampiri patih Bajul Segoro, tapi anehnya tidak satupun prajurit yang berani menghalangi. Kepada Patih Bajut sengoro beliau berkata "Kami tidak akan mengadakan pertempuran dengan kalian, tujuan kami adalah menyadarkan orang yang salah, bukan menumpas orang yang berbuat salah, kami bersedia meninggalkan keraton Blambangan dari pada nanti terjadi pertumpahan darah, apalagi istriku sekarang sedang mengandung, soal perjuanganku biar nanti diteruskan oleh anakku. Perkataan syekh Maulana lshaq ini sempat didengar oleh Patih Bajul sengoro dan beberapa prajuritnya, mereka kembali ke keraton dengan perasaan mendongkol.
Setelah Syekh Maulana lshaq pergi meninggalkan keraton Blambangan, maka tidak beberapa lama Dewi Sekardadu melahirkan bayi laki-laki yang tampan rupanya. Karena nanti kuatir berpengaruh seperti ayahnya, maka bayi tersebut dibuang ke laut. Walau sang Prabu Menak Sembuyu sangat menyukai dan menaruh sayang terhadap putra Dewi Sekardadu, cucunya.
Demikianlah kisah sebabnya Raden Paku dibuang ke laut di selat Blambangan, yang akhirnya ditemukan oleh pengawal seorang janda kaya raya bernama Nyai Ageng Pinatih. Semenjak peristiwa pembuangan anaknya, Dewi Sekardadu jadi sakit-sakitan dan tak lama kemudian dia meninggal dunia. Akan tetapi pada akhirnya, sunan giri atau raden paku dapat bertemu dengan ayahnya ketika sedang berguru dengan sunan Ampel.
Kisah Sunan Giri Menikah Dua Kali Selain pernah dibuang ke laut ketika bayi, sunan giri juga mempunyai kisah pernah menikah dua kali. Berikut ini kisahnya. Konon menurut cerita Ki Ageng Bungkul mengadakan sayembara, bahwa barang siapa yang dapat memetik pohon Delima di pekarangannya dia akan diambil menantu. Banyak orang yang tidak dapat memetik buah delima itu, bahkan banyak dari mereka yang jatuh dan mati di tempat itu juga.
Raden Paku yang berada di tempat itu mencoba mengikuti sayembara, padahal esoknya dia akan dikawinkan dengan putri Sunan Ampel bernama Dewi Murthasiah. Tanpa memanjat, dipandanglah buah delima yang ada di pohon itu, dan tak lama kemudian buah delima itu jatuh, lalu Radeh Paku mengambilnya. Karuan saja para penonton menjadi kagum melihat kejadian itu, terutama Ki Ageng Bungkul sendiri.
Sesuai dengan janji, akhirnya Ki Ageng Bungkul mengawinkan putrinya Dewi Wardah dengan Raden Paku pada esok harinya, dan pada hari itu juga raden Paku kawin dengan Dewi Murthasiah putri Sunan Ampel. Dalam perkawinannya, Raden Paku bahagia bersama kedua istrinya di Gresik. Sambil membantu perdagangan ibunya beliau berdakwah mengajarkan agama lslam di Daerah Gresik.
Kisah Sunan Giri yang Dibuang Ke Laut Ketika Bayi
Karena jasa syekh maulana ishaq yang berhasil menyembuhkan Dewi Sekardadu, maka beliau dinikahkan dengan putri tersebut oleh Raja Blambangan yang bernama Prabu Menak Sembuyu. Dari pernikahan tersebut, lahir putra yang bernama Sunan Giri atau Raden Paku.Setelah syekh Maulana lshaq berhasil menyembuhkan Dewi sekardadu dan mengusir wabah penyakit di Blambangan. Karuan saja syekh Maulana lshaq mempunyai pengaruh yang sangat besar di negeri itu. Di antaranya banyak penduduk Blambangan yang datang berobat kepada syekh Mautana lshaq. sembari mengobati penyakit syekh Maulana lshaq mengajarkan agama lslam pada mereka. Mereka yang berobat pada syekh Maulana langsung sembuh sehingga semakin hari semakin banyak orang yang penduduk yang menaruh simpati kepada beliau, sehingga sebentar saja beiiau memiliki pengikut yang sangat banyak
Melihat besarnya pengaruh dan semakin banyaknya pengikut Syech Maulana lshaq, maka para pembesar kerajaan termasuk sang Prabu Menak sembuyu sendiri merasa kuatir dan marah atas pengaruh yang dituiarkan syekh Maulana lshaq kepada rakyat blambangan. Oleh karenanya sang prabu bermaksud hendak menyingkirkan beiiau dari negeri Blambangan. Lebih-lebih sang Prabu mengetahui bahwa agama lslam bertentangan dengan agama yang dianut oleh sang Prabu. Di antarannya agama lslam telah melarang menyembah berhala. ltulah yang menyebabkan sang Prabu tidak senang terhadap syekh Maulana lshaq. Padahal semua itu telah menjadi kegemaran rakyat Blambangan termasuk sang Prabu dan Patih bajul sengoro beserta prajurit-prajuritnya.
Untuk mencegah pengaruh Syekh Maulana lshaq, maka sang Prabu menyuruh Patih Bajul sengoro mengerahkan bala tentara untuk menyerang syekh Maulana lshaq bersama pengikutnya. Tapi bagaimana sikap syekh Mautana lshaq. Beliau langsung maju ke depan ketika melihat pasukan Blambangan menyerbu pesantren.
Beliau berjalan dengan tenang menghampiri patih Bajul Segoro, tapi anehnya tidak satupun prajurit yang berani menghalangi. Kepada Patih Bajut sengoro beliau berkata "Kami tidak akan mengadakan pertempuran dengan kalian, tujuan kami adalah menyadarkan orang yang salah, bukan menumpas orang yang berbuat salah, kami bersedia meninggalkan keraton Blambangan dari pada nanti terjadi pertumpahan darah, apalagi istriku sekarang sedang mengandung, soal perjuanganku biar nanti diteruskan oleh anakku. Perkataan syekh Maulana lshaq ini sempat didengar oleh Patih Bajul sengoro dan beberapa prajuritnya, mereka kembali ke keraton dengan perasaan mendongkol.
Setelah Syekh Maulana lshaq pergi meninggalkan keraton Blambangan, maka tidak beberapa lama Dewi Sekardadu melahirkan bayi laki-laki yang tampan rupanya. Karena nanti kuatir berpengaruh seperti ayahnya, maka bayi tersebut dibuang ke laut. Walau sang Prabu Menak Sembuyu sangat menyukai dan menaruh sayang terhadap putra Dewi Sekardadu, cucunya.
Demikianlah kisah sebabnya Raden Paku dibuang ke laut di selat Blambangan, yang akhirnya ditemukan oleh pengawal seorang janda kaya raya bernama Nyai Ageng Pinatih. Semenjak peristiwa pembuangan anaknya, Dewi Sekardadu jadi sakit-sakitan dan tak lama kemudian dia meninggal dunia. Akan tetapi pada akhirnya, sunan giri atau raden paku dapat bertemu dengan ayahnya ketika sedang berguru dengan sunan Ampel.
Kisah Sunan Giri Menikah Dua Kali Selain pernah dibuang ke laut ketika bayi, sunan giri juga mempunyai kisah pernah menikah dua kali. Berikut ini kisahnya. Konon menurut cerita Ki Ageng Bungkul mengadakan sayembara, bahwa barang siapa yang dapat memetik pohon Delima di pekarangannya dia akan diambil menantu. Banyak orang yang tidak dapat memetik buah delima itu, bahkan banyak dari mereka yang jatuh dan mati di tempat itu juga.
Raden Paku yang berada di tempat itu mencoba mengikuti sayembara, padahal esoknya dia akan dikawinkan dengan putri Sunan Ampel bernama Dewi Murthasiah. Tanpa memanjat, dipandanglah buah delima yang ada di pohon itu, dan tak lama kemudian buah delima itu jatuh, lalu Radeh Paku mengambilnya. Karuan saja para penonton menjadi kagum melihat kejadian itu, terutama Ki Ageng Bungkul sendiri.
Sesuai dengan janji, akhirnya Ki Ageng Bungkul mengawinkan putrinya Dewi Wardah dengan Raden Paku pada esok harinya, dan pada hari itu juga raden Paku kawin dengan Dewi Murthasiah putri Sunan Ampel. Dalam perkawinannya, Raden Paku bahagia bersama kedua istrinya di Gresik. Sambil membantu perdagangan ibunya beliau berdakwah mengajarkan agama lslam di Daerah Gresik.
Posting Komentar untuk "Kisah Sunan Giri yang Dibuang Ke Laut Ketika Bayi - Lengkap"
Silahkan berkomentar . .