Kisah Sunan Giri Berguru ke Sunan Ampel dan Gelar Ainul Yaqin
Kisah sunan giri – Sunan giri (Raden Paku) yang dikenal sebagai pemimpin para wali di jawa mempunyai berbagai kisah yang harus kita pelajari. Salah satu kisah yang akan disampaikan disini yaitu kisah sunan giri berguru pada Sunan Ampel dan kisah Sunan Giri mendapatkan gelar Ainul Yaqin. Berikut ini kisah sunan giri selengkapnya.
Di Ampel Denta Raden Paku bergaul dengan putra Sunan Ampel bernama Makdum lbrahim. Kemana saja mereka selalu berdua dengan intim. Selain itu, dengan santri-santri yang lain Raden Paku bersikap ramah dan sopan santun. Seperti biasanya, ketika Sunan Ampel hendak mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat tahajud, beliau sempat menengok di mana para santri itu tidur, saat itu keadaan gelap gulita, tetapi dalam keadaan gelap gulita itu beliau melihat pancaran yang menyilaukan mata, yang datang dari salah seorang santri, namun Sunan Ampel tidak dapat mengenali santri yang mengeluarkan cahaya itu, karena keadaan gelap. Dari itu beliau memberi ikatan pada sarung santri tersebut sebagai tanda.
Keesokan harinya Sunan Ampei mengumpulkan para santrinya dan bertanya : "sarung siapakah yang ada ikatan kecilnya?". Tanpa ragu Raden Paku Menjawab : "Sarung saya kenjeng Sunan", dari jawaban itulah maka tahulah Sunan Ampel bahwa Raden Paku bukanlah santri biasa. Karenanya pada suatu hari Sunan Ampel mengajak Raden Paku menghadap Nyai Ageng Pinatih di Gresik. Berkat karomah yang dimiliki Sunan Ampel maka dalam sekejab saja Sunan Ampel bisa membawa Raden Paku menghadap Nyai Ageng Pinatih. Karuan saja Nyai Ageng terkejut atas kedatangan Sunan Ampel yang tiba-tiba.
Dalam pertemuan itu beliau bertanya pada Nyai Ageng tentang asal-usul Raden Paku. Nyai Ageng pun menjelaskan kejadian yang dialami Raden Paku. Mendengar penjelasan Nyai Ageng Pinatih, Sunan Ampel menduga bahwa Raden Paku itu adalah anak pamannya Syekh Maulana lshaq. Di mana sebelum Syeh Maulana lshaq pergi ke Pasai beliau mempunyai anak di negeri Blambangan. Dugaan Sunan Ampel sangat mantap meski oleh Syekh Maulana lshaq tidak dijelaskan bahwa anaknya itu dibuang ke laut. (baca juga : Kisah Sunan Giri dibuang ke Laut ketika Bayi)
Dengan perasaan gembira keduanya pun segera berbenah mempersiapkan perbekalan dan mencari sebuah kapal yang bisa membawa mereka, sebelum sampai di Mekkah, kapal yang mereka tumpangi singgah di Pasai sehingga mereka berkesempatan mengunjungi salah seorang Ulama besar di negeri itu yaitu Syekh Maulana lshaq.
Kepada syeh Maurana Ishaq Raden paku menjelaskan bahwa ia adalah murid sunan Ampel, ia juga juga merupakan anak angkat dari Nyai Ageng pinatih dari Gresik Mendengar penuturan Raden paku, Syekh Maurana ishaq langsung merangkul dan menciumi Raden paku. Beliau memastikan bahwa Raden paku adalah putranya sendiri. Beliau menceritakan kepada Raden paku bahwa Syekh Maulana lshaq adalah ayahnya, sedang ibunya adalah Dewi Sekardadu putri Raja Blambangan.
Kepada keduanya Syekh Maurana ishaq menyarankan agar tinggal lebih lama di pasai, karena di pasai ada beberapa ulama Sufi yang mengajarkan agama lslam. Kurang lebih tiga tahun lamanya keduanya menuntut ilmu di negeri Pasai. Di samping belajar kepada para ulama dari berbagai negeri yang tinggal di pasai
Berkat kecerdasan yang dimiliki Raden paku, maka dalam usia yang masih muda ia tampak sebagai seorang alim dan berwibawa, sorot matanya menunjukkan betapa dalam ilmunya, melihat kenyataan ini, semua guru di samudera pasai sepakat memberi gelar "Syekh Maulana Ainul yaqin" pada Raden paku. Padahal gelar itu hanya layak disandang orang yang sudah tua. tapi karena ilmu agama yang dikuasainya, maka layaklah gelar itu disandangnya.
Setelah belajar di pasai, kedua santri itu meneruskan perjalanannya ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji sebagai rukun lslam yang kelima. Konon kabarnya setelah kembali ke Mekkah, Raden paku ditugaskan sunan Ampel berdakwan di negeri Blambangan di mana prabu Menak sembuyu tidak sampai hati menghalangi-halangi cucunya. Akhirnya agama lslam tersebar di negeri Blambangan, hingga agama Hindu-Budha terdesak dan menyingkir dari negeri itu. Mereka menyingkir ke lereng pegunungan Tengger dan menyeberang ke pulau Bali. (baca juga : Asal Usul Sunan Giri sebagai Keturunan Nabi Muhammad Saw)
Demikian kisah sunan giri (Raden paku) dalam berguru pada sunan Ampel dan kisah sunan giri mendapatkan gelar Ainul Yaqin. Semoga bermanfaat.
Kisah Sunan Giri Berguru pada Sunan Ampel
Sudah beberapa tahun lamanya Raden Paku diasuh oleh Nyai Ageng Pinatih, lalu Raden Paktr belajar ilmu pada Sunan Ampel di Surabaya dengan pulang balik tiap hari. Melihat Raden Paku tiap hari berangkat dari Gresik ke Surabaya, Sunan Ampel merasa kasihan. Karena itu dia disuruh mondok di pesantren Ampel Denta. Raden Paku mengutarakan itu kepada Nyai Ageng Pinatih dan ibunya pun setuju, maka sejak itulah Raden Paku tinggal di pesantren Ampel Denta.Di Ampel Denta Raden Paku bergaul dengan putra Sunan Ampel bernama Makdum lbrahim. Kemana saja mereka selalu berdua dengan intim. Selain itu, dengan santri-santri yang lain Raden Paku bersikap ramah dan sopan santun. Seperti biasanya, ketika Sunan Ampel hendak mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat tahajud, beliau sempat menengok di mana para santri itu tidur, saat itu keadaan gelap gulita, tetapi dalam keadaan gelap gulita itu beliau melihat pancaran yang menyilaukan mata, yang datang dari salah seorang santri, namun Sunan Ampel tidak dapat mengenali santri yang mengeluarkan cahaya itu, karena keadaan gelap. Dari itu beliau memberi ikatan pada sarung santri tersebut sebagai tanda.
Keesokan harinya Sunan Ampei mengumpulkan para santrinya dan bertanya : "sarung siapakah yang ada ikatan kecilnya?". Tanpa ragu Raden Paku Menjawab : "Sarung saya kenjeng Sunan", dari jawaban itulah maka tahulah Sunan Ampel bahwa Raden Paku bukanlah santri biasa. Karenanya pada suatu hari Sunan Ampel mengajak Raden Paku menghadap Nyai Ageng Pinatih di Gresik. Berkat karomah yang dimiliki Sunan Ampel maka dalam sekejab saja Sunan Ampel bisa membawa Raden Paku menghadap Nyai Ageng Pinatih. Karuan saja Nyai Ageng terkejut atas kedatangan Sunan Ampel yang tiba-tiba.
Dalam pertemuan itu beliau bertanya pada Nyai Ageng tentang asal-usul Raden Paku. Nyai Ageng pun menjelaskan kejadian yang dialami Raden Paku. Mendengar penjelasan Nyai Ageng Pinatih, Sunan Ampel menduga bahwa Raden Paku itu adalah anak pamannya Syekh Maulana lshaq. Di mana sebelum Syeh Maulana lshaq pergi ke Pasai beliau mempunyai anak di negeri Blambangan. Dugaan Sunan Ampel sangat mantap meski oleh Syekh Maulana lshaq tidak dijelaskan bahwa anaknya itu dibuang ke laut. (baca juga : Kisah Sunan Giri dibuang ke Laut ketika Bayi)
Kisah Sunan Giri Bergelar Ainul Yaqin
Setelah beberapa tahun lamanya Raden Paku menekuni ajaran agama di Ampel Denta, maka pada suatu hari Sunan Ampel memanggil Raden Paku dan putranya Raden Makdum lbrahim, beliau menganjurkan keduanya untuk pergi ke Jazirah Arab (Mekkah) untuk menambah ilmu sekaligus melaksanakan ibadah haji dan umroh, beliau juga berpesan agar keduanya bersikap, ramah, santun terhadap sesama apalagi di negeri orang.Dengan perasaan gembira keduanya pun segera berbenah mempersiapkan perbekalan dan mencari sebuah kapal yang bisa membawa mereka, sebelum sampai di Mekkah, kapal yang mereka tumpangi singgah di Pasai sehingga mereka berkesempatan mengunjungi salah seorang Ulama besar di negeri itu yaitu Syekh Maulana lshaq.
Kepada syeh Maurana Ishaq Raden paku menjelaskan bahwa ia adalah murid sunan Ampel, ia juga juga merupakan anak angkat dari Nyai Ageng pinatih dari Gresik Mendengar penuturan Raden paku, Syekh Maurana ishaq langsung merangkul dan menciumi Raden paku. Beliau memastikan bahwa Raden paku adalah putranya sendiri. Beliau menceritakan kepada Raden paku bahwa Syekh Maulana lshaq adalah ayahnya, sedang ibunya adalah Dewi Sekardadu putri Raja Blambangan.
Kepada keduanya Syekh Maurana ishaq menyarankan agar tinggal lebih lama di pasai, karena di pasai ada beberapa ulama Sufi yang mengajarkan agama lslam. Kurang lebih tiga tahun lamanya keduanya menuntut ilmu di negeri Pasai. Di samping belajar kepada para ulama dari berbagai negeri yang tinggal di pasai
Berkat kecerdasan yang dimiliki Raden paku, maka dalam usia yang masih muda ia tampak sebagai seorang alim dan berwibawa, sorot matanya menunjukkan betapa dalam ilmunya, melihat kenyataan ini, semua guru di samudera pasai sepakat memberi gelar "Syekh Maulana Ainul yaqin" pada Raden paku. Padahal gelar itu hanya layak disandang orang yang sudah tua. tapi karena ilmu agama yang dikuasainya, maka layaklah gelar itu disandangnya.
Setelah belajar di pasai, kedua santri itu meneruskan perjalanannya ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji sebagai rukun lslam yang kelima. Konon kabarnya setelah kembali ke Mekkah, Raden paku ditugaskan sunan Ampel berdakwan di negeri Blambangan di mana prabu Menak sembuyu tidak sampai hati menghalangi-halangi cucunya. Akhirnya agama lslam tersebar di negeri Blambangan, hingga agama Hindu-Budha terdesak dan menyingkir dari negeri itu. Mereka menyingkir ke lereng pegunungan Tengger dan menyeberang ke pulau Bali. (baca juga : Asal Usul Sunan Giri sebagai Keturunan Nabi Muhammad Saw)
Demikian kisah sunan giri (Raden paku) dalam berguru pada sunan Ampel dan kisah sunan giri mendapatkan gelar Ainul Yaqin. Semoga bermanfaat.
Posting Komentar untuk "Kisah Sunan Giri Berguru ke Sunan Ampel dan Gelar Ainul Yaqin"
Silahkan berkomentar . .