Kemajuan Bani Umayyah di Bidang Ekonomi, Pendidikan, Politik, dan Militer
Kemajuan Bani Umayyah di Bidang Ekonomi, Pendidikan, Politik, dan Militer
Pada
artikel sebelumnya telah di bahas tentang kemajuan Bani Umayyah di bidang
administrasi pemerintahan, bidang sosial kemasyarakatan, dan bidang seni budaya.
Pada kesempatan ini kita akan membahas kemajuan bani Umayyah di bidang ekonomi,
pendidikan, politik, dan Militer.
1. Kemajuan Bani Umayyah di Bidang Bidang Ekonomi
Di
Bidang ekonomi dan perdagangan, Dinasti Bani Umayyah menerapkan beberapa
kebijakan untuk dapat meningkatkan perekonomian negara. Kebijakan-kebijakan Bani
Umayyah di bidang ekonomi antara lain :
a.
Sumber
Pendapatan dan Pengeluaran Pemerintah
Sumber
uang masuk pada masa zaman Daulah bani Umayyah sebagiannya diambil dari Dharaib
yaitu kewajiban yang harus dibayar oleh warga negara. Di samping itu, bagi
daerah-daerah yang baru ditaklukkan, terutama yang belum masuk Islam,
ditetapkan pajak istimewa. Namun, pada masa Umar bin Abdul Aziz, pajak untuk
non muslim dikurangi, sedangkan Jizyah bagi muslim dihentikan. Kebijakan ini
mendorong non muslim memeluk agama Islam. Adapun pengeluaran pemerintah dari
uang masuk tersebut adalah sebagai berikut:
1) Gaji pegawai, tentara dan biaya tata
usaha negara
2) Pembangunan pertanian termasuk irigasi
dan penggalian terusan
3) Ongkos bagi terpidana dan tawanan
perang
4) Perlengkapan perang
5) Hadiah bagi sastrawan dan ulama
b.
Mata
Uang di Cetak dengan Teratur
Pada
masa Abdul Malik, mata uang kaum muslimin dicetak secara teratur. Pembayaran
diatur dengan menggunakan mata uang ini. Meskipun pada Masa Umar bin Khattab
sudah ada mata uang, namun belum begitu teratur.
c.
Organisasi
keuangan.
Keuangan terpusat pada baitul maal yang
asetnya diperoleh dari pajak tanah, perorangan bagi non muslim. Percetakan uang
dilakukan pada Khalifah Abdul Malik bin Marwan.
2. Kemajuan Bani Umayyah di Bidang Pendidikan
Daulah
Bani Umayyah tidak terlalu memperhatikan bidang pendidikan, karena mereka fokus
dalam bidang politik. Meskipun demikian, Daulah Bani Umayyah memberikan andil
bagi pengembangan ilmu-ilmu agama Islam, sastra dan filsafat. Daulah
menyediakan tempat-tempat pendidikan antara lain:
a.
Kuttab
Kuttab
merupakan tempat anak-anak belajar menulis dan membaca, menghafal Alquran serta
belajar pokok-pokok ajaran Islam
b.
Masjid
Pendidikan
di masjid merupakan lanjutan dari kuttab. Pendidikan di masjid terdiri dari dua
tingkat. Pertama, tingkat menengah diajar oleh guru yang biasa saja. Kedua, tingkat
tinggi yang diajar oleh ulama yang dalam ilmunya dan masyhur kealimannya.
c.
Arabisasi
Gerakan
penerjemahan ke dalam bahasa Arab (Arabisasi buku) pada masa Marwan gencar
dilakukan. Ia memerintahkan untuk menerjemahkan bukubuku yang berbahasa Yunani,
Syiria, Sansekerta dan bahasa lainnya ke dalam bahasa Arab.
d.
Baitul
Hikmah
Baitul
hikmah merupakan gedung pusat kajian dan perpustakaan. Perhatian serta
pelestarian berbagai sarana dan aktivitas di gedung ini terus menjadi perhatian
dalam perjalanan Daulah Bani Umayyah hingga masa Marwan.
3. Kemajuan Bani Umayyah di Bidang Politik dan Militer
Kondisi
perpolitikan pada masa awal Dinasti Bani Umayyah cenderung stabil. Muawiyah
dengan kemampuan politiknya mampu meredam gejolak-gejolak yeng terjadi. Hingga
ia mengangkat anaknya yang bernama Yazid menjadi penggantinya, barulah terjadi
pergolakan politik.
Di
antara kebijakan politik yang terjadi pada masa Daulah Bani Umayyah adalah
terjadinya pemisahan kekuasaan antara kekuasaan agama (spritual power) dengan
kekuasaan politik. Amirul Mu’minin hanya bertugas sebagai Khalifah dalam bidang
politik. Sedangkan urusan agama diurus oleh para ulama.
Perkembangan/prestasi
bani Umayyah pada bidang politik militer yaitu dengan terbentuknya lima lembaga
pemerintahan, antara lain:
a.
Lembaga
Politik (An-Nizam As-Siyasy)
Dinasti Bani Umayyah menerapkan organisasi politik yang
terdiri dari jabatan Khalifah (kepala negara), wizarah(kementerian), kitabah
(kesekretariatan), hijabah (pengawal pribadi Khalifah).
b.
Lembaga
Keuangan (An-Nizam Al-Maly)
Dinasti Bani Umayyah mempertahankan pengelolaan baitul
maal baik pemasukan maupun pengeluaran. Sumber pemasukan baitul maal diperoleh dari
hasil pajak pengahasilan tanah pertanian disebut kharraj dan Pajak individu bagi
masyarakat non-Muslim disebut ML]\Dh. Atau hasil pajak perdaganganimpor yang
disebut usyur.
c.
Lembaga
Tata Usaha (An-Nizam Al-Idary)
Dinasti Bani Umayyah membagi wilayah kekuasaan antara
pemerintah pusat dan daerah. Pemerintah pusat dipimpin oleh Khalifah, sedangkan
daerah dipimpin oleh gubernur yang disebut wali. Untuk pelaksanaan tata negara yang
teratur, Bani Umayyah mendirikan beberapa departemen antara lain Diwan al
Kharraj (departemen pajak), diwan al rasail (departemen pos dan persuratan),
diwan al musytaghillat (departemen kepentingan umum), dan diwan al khatim
(departemen pengarsipan).
d.
Lembaga
Kehakiman (An-Nizam Al-Qady)
Dinasti Bani Umayyah memisahkah kekuasaan eksekutif
(pemerintah) dan Yudikatif (pengadilan). Dimana pelaksanaan kekuasaan yudikatif
terbagi menjadi 3, yaitu, al-Qadha (Hakim masalah negara), al-Hisbah (hakim
perkara pidana), dan al-Nadhar fil Madlalim (mahkamah tinggi atau banding)
e.
Lembaga
Ketentaraan (An-Nizam Al-Harby)
Lembaga ketentaraan sudah ada sejak khulafaur rasyidin
Perbedaanya pada rekrutmen personilnya. Dimana masa khulafaur rasyidin setiap
orang boleh menjadi tentara, sedangkan pada masa Dinasti Bani Umayyah hanya
diberikan kepada orang-orang Arab.
Pada
formasi tentara, Dinasti Bani Umayyah mempergunakan istilah di kerajaan Persia.
Formasi itu terdiri dari Qolbul Jaisy(pasukan inti) yang berisi
alMaimanah(pasukan sayap kanan), al-maisarah(pasukan sayap kiri), al-Muqaddimah
(pasukan terdepan), dan saqah al-jaisyi(posisi belakang)
Di
samping itu juga di bentuk dewan sekretaris Negara (diwanul kitabah) yang
bertugas mengurusi berbagai macam urusan pemerintahan dewan ini terdiri dari
lima orang sekretaris, yaitu:
a.
Sekretaris
persuratan ( katib Ar-Rasail)
b.
Sekretaris
keuangan ( katib Al-kharraj)
c.
Sekretaris
tentara (katib Al-Jund)
d.
Sekretaris
kepolisian (katib Al-Jund)
e.
Sekretaris
kehakiman (katib Al-Qadi)
Langkah-Langkah
politik militer bani Umayyah antara lain :
a.
Memindahkan
ibu kota pemerintahan Bani Umayyah dari Kuffah ke Damaskus.
b.
Menumpas
segala bentuk pemberontakan yang ada demi terciptanya stabilitas keamanan dalam
negerinya.
c.
Menyusun
organisasi pemerintahan agar roda pemerintahannya dapat berjalan lancar.
d.
Mengubah
sistem pemerintahan demokrasi menjadi sistem monarki
e.
Menetapkan
bahasa arab sebagai bahasa nasional bani Umayyah yang dapat berfungsi sebagai
alat pemersatu bangsa.
f.
Demi
keselamatan Khalifah dibentuk $O+LMDEDK(ajudan) dengan tujuan agar tidak
terjadi pembunuhan pada Khalifah.
Selain
bani Umayyah menentukan langkah-langkah politik militer, Dinasti Bani Umayyah
menerapkan beberapa kebijakan dalam bidang militer, yaitu
a.
Undang-undang
Wajib Militer
Daulah
Bani Umayyah memaksa orang untuk masuk tentara dengan membuat undang-undang
wajib militer (Nizham Tajnid Ijbary). Mayoritas adalah berasal dari orang Arab.
b.
Futuhat/Ekspansi
(Perluasan Daerah)
Perluasan
ke Asia kecil dilakukan Muawiyah dengan ekspansi ke imperium Byzantium dengan
menaklukan pulau Rhodes dan Kreta pada tahun 54 H. Setelah 7 tahun, Yazid
berhasil menaklukkan kota Konstantinopel.
Perluasan
ke Asia Timur, Muawiyah menaklukkan daerah Khurasan-Oxus dan Afganistan-Kabul
pada tahun 674 M. Pada zaman Abd Malik, daerah Balkh, Bukhara, Khawarizan,
Ferghana, Samarkand dan Sebagian India (Balukhistan, Sind, Punjab dan Multan).
Perluasan ke Afrika Utara, dikuasainya daerah Tripoli, Fazzan, Sudan, Mesir (670 M)
Perluasan
ke barat pada zaman Walid mampu menaklukkan Jazair dan Maroko (89 H). Tahun 92
H Thariq bin Ziyad sampai di Giblaltar (Jabal Thariq). Tahun 95 H Spanyol dikuasai.
Cordova terpilih menjadi ibu kota propinsi wilayah Islam di Spanyol.
( Baca juga : Sejarah Kekhalifahan Dinasti Umayyah )
Demikian
artikel tentang kemajuan Bani Umayyah di bidang administrasi pemerintahan,
bidang sosial kemasyarakatan, dan bidang seni budaya. Semoga bermanfaat bagi
para pembaca.
Koreksiannya banyak. Yg menaklukkan konstatinopel bukan Yazid. Baca referensi dulu pak, sebelum menulis artikel.
BalasHapusIya, kami mohon maaf. Maksud kami, pada masa pemerintahan Yazid bin Muawiyyah adalah orang pertama yang melakukan penyerangan ke konstantinopel.
Hapus