Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Proses Sosialisasi Dalam Pembentukan Kepribadian

Proses sosialisasi dalam pembentukan kepribadian - Sosialisasi dan kepribadian mempunyai hubungan yang erat dalam kajian ilmu sosial. Secara umum hubungan antara sosialisasi dan kepribadian yaitu kepribadian seseorang sangat ditentukan melalui proses sosialisasi. Selama proses sosialisasi, seseorang akan menghadapi dengan berbagai agen atau media sosialisasi. Baik atau buruk kepribadian seseorang atau individu sanagt tergantung dari proses sosialisasi yang dialami oleh individu. Walaupun demikian, kepribadian juga tergantung dari faktor biologis yang dibawa oleh manusia sebelum lahir.


A. Manusia Sebagai Makluk Individu dan Makhluk Sosial

Pengertian manusia sebagai makhluk individu mengarah kepada karakteristik khas yang dimiliki manusia sebagai makhluk hidup yang membedakan dirinya dengan makhluk hidup yang lain, serta dengan manusia yang lain. Karakter khas yang dimiliki setiap manusia, dan berbeda dengan manusia yang lain ini meiliputi fisik, kepribadian, yaitu sifat khas yang dimiliki seseorang, sifat, sikap, temperamen, watak (karakter), tipe, dan minat. Dalam hal tertentu, setiap manusia adalah sama seperti semua manusia yang lain, sama seperti beberapa manusialain dan berbeda dengan manusia lain.

Manusia selain sebagai makhluk individu, manusia juga disebut sebagai makhluk sosial. Artinya manusia memiliki kebutuhan dan kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia yang lain, selanjutnya interaksi ini berbentuk kelompok.

Kemampuan dan kebiasaan manusia berkelompok ini disebut juga dengan zoon politicon(manusia sebagai binatang politik atau insan politik) oleh Aristoteles. Manusia sebagaimana binatang, hidupnya suka mengelompok. Hanya sifat mengelompok antara manusia dan binatang berbeda, hewan mengandalkan naluri, sedangkan manusia berkelompok dilakukan melalui proses belajar dengan menggunakan akal pikirannya.

Sifat berkelompok pada manusia didasari pada kepemilikan kemampuan untuk berkomunikasi, mengungkapkan rasa dan kemampuan untuk saling bekerjasama. Selain itu juga adanya kepemilikan nilai pada manusia untuk hidup bersama dalam kelompok, antara lain: nilai kesatuan, nilai solidaritas, nilai kebersamaan dan nilai berorganisasi (Priyanto, 2002).

Perilaku berkelompok (perilaku kolektif) pada manusia karena terjadi melalui proses belajar menyebabkan munculnya beragam jenis, diantaranya: perilaku kerumunan (crowd), perilaku massa, gerakan sosial, perilaku dalam bencana, gerombolon, kericuhan (panics), desas-desus, keranjingan, gaya (fad), model (fashions), propaganda, pendapat umum, dan revolusi (Horton, 1993).

B. Pengertian Sosialisasi

Dalam arti sempit, proses sosialisasi diartikan sebagai proses pembelajaran seseorang mengenal lingkungan sekitarnya baik itu lingkungan fisik maupun. lingkungan sosial. Pengenalan ini dilakukan individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar yang akan membekali dirinya dalam pergaulan yang lebih luas. Sedangkan dalam arti luas,proses sosialisasi diartikan sebagai proses interaksi dan pembelajaran seseorang mulai dari lahir hingga meninggalnya dalam suatu kebudayaan masyarakat.

Keberhasilan seseorang dalam proses sosialisasi terlihat ketika seseorang tersebut mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, sosialisasi adalah suatu proses di mana individu mulai menerima dan menyesuaikan diri dengan unsur-unsur kebudayaan (adat istiadat, perilaku, bahasa, dan kebiasaan-kebiasaan) masyarakat, yang dimulai dari lingkungan keluarganya dan kemudian meluas pada masyarakat luas, lambat laun dengan keberhasilan penerimaan atau penyesuaian tersebut.


C. Proses Terjadinya Sosialisasi

Sosialisasi dapat terjadi secara langsung bertatap muka dalam pergaulan sehari-hari, dapat juga terjadi secara tidak langsung melalui telepon, surat atau melalui media massa. Sosialisasi dapat berjalan lancar jika seseorang tersebut sadar mensosialisasi kebudayaan suatu masyarakat. Namun, sosialisasi dapat pula terjadi secara paksa, kejam, dan kasar karena adanya kepentingan tertentu. Misalnya, segolongan atau sekelompok tertentu memaksakan kehendaknya terhadap individu lain.

D. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Proses Sosialisasi

Menurut F.G. Robins, terdapat lima faktor yang memengaruhi perkembangan kepribadian manusia sebagai hasil sosialisasi. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Sifat dasar,
Sifat dasar merupakan keseluruhan potensi yang diwarisi seseorang dari ayah dan ibunya. Sifat dasar ini berupa karakter, watak serta sifat emosional.

2. Lingkungan prenatal,
Lingkungan prenatal, merupakan lingkungan dalam kandungan ibu. Pada periode prenatal ini individu mendapatkan pengaruh-pengaruh tidak langsung dari ibu.

3. Perbedaan perorangan,
Sejak saat anak dilahirkan oleh ibunya, anak tumbuh dan berkembang sebagai individu yang unik dan berbeda dengan individu lainnya. Dia bersikap selektif terhadap pengaruh dari lingkungan. Perbedaan perorangan ini meliputi perbedaan-perbedaan ciri-ciri fisik seperti warna kulit, warna mata, rambut, dan bentuk badan, serta ciriciri personal dan sosial.

4. Lingkungan
Lingkungan di sekitarnya, yaitu kondisi-kondisi di sekeliling individu yang mempengaruhi proses sosialisasinya. Lingkungan itu dapat dibedakan menjadi 3 yaitu : lingkungan alam, lingkungan kebudayaan, dan lingkungan manusia lain

5. Motivasi.
Motivasi adalah kekuatan-kekuatan dari dalam individu yang menggerakkan individu untuk berbuat.

E. Media Sosialisasi

Sebagai suatu proses, sosialisasi berlangsung begitu saja,namun terjadinya proses sosialisasi melalui suatu perantara. Dengan adanya perantara-perantara ini, menjadikan proses sosialisasi berjalan lancar. Perantara sosialisasi inilah yang dikenal sebagai media sosialisasi. Adapun media-media sosialisasi tersebut antara lain sebagai berikut :


Proses Sosialisasi Dalam Pembentukan Kepribadian

1. Keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama dan utama seorang anak belajar hidup sosial. Hal ini dikarenakan, anak mulai bergaul untuk pertama dalam lingkungan keluarganya sendiri dan mengenal lingkungan sekitarnya dimulai dari lingkungan keluarga sendiri.

2. Sekolah
Sebagai agen sosialisasi, sekolah membentuk pola pikir dan perilaku secara luas. Individu akan diberi kemampuan berpikir, bekal ilmu pengetahuan, dan kemampuan untuk hidup dalam suasana sosial yang lebih luas.

3. Lingkungan pekerjaan
Proses sosialisasi dapat pula berlangsung pada lingkungan kerja dari masing-masing individu misalnya: di lingkungan ABRI, pedagang, pengusaha, nelayan, buruh, dan lain-lain.

4. Teman sepermainan
Mempersamakan diri sendiridengan teman sepermainan merupakan salah satu mekanisme penting di dalam perkembangan tingkah laku. Mereka saling meniru dan selalu belajar dari segala apa yang dilihatnya dari teman sepermainannya yang umumnya berusia sebaya.

5. Media massa
Media massa dapat pula mengubah perilaku masyarakat. Iklan-iklan yang ditayangkan media cetak dan elektronik mempunyai potensi untuk mengubah pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat.

F. Macam-macam sosialisasi

1. Sosialisasi primer, yaitu sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya. Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting karena watak dan/atau kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.

2. Sosialisasi sekunder, yaitu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi (pemberian identitas diri yang baru) dan desosialisasi ('pencabutan' identitas diri yang lama).

G. Tujuan Sosialisasi

1. Memberikan keterampilan dan pengetahuan kepada seseorang untuk dapat hidup bermasyarakat.
2. Mengembangkan kemampuan seseorang untuk dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien.
3. Membuat seseorang mampu mengembalikan fungsi-fungsi melalui latihan introspeksi yang tepat.
4. Menanamkan nilai-nilai dan kepercayaan kepada seseorang yang mempunyai tugas pokok dalam masyarakat.

H. Kepribadian

Kepribadian merupakan hakikat keadaan manusiawi. Kepribadian merupakan bagian dari individu yang paling mencerminkan atau mewakili pribadi, bukan hanya dalam arti bahwa ia membedakan individu tersebut dari orang-orang lain, tetapi yang lebih penting adalah bahwa itulah dia yang sebenarnya.

1. Unsur-Unsur Kepribadian

a. Pengetahuan
Pengetahuan meliputi penggambaran, apersepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi)
1) Penggambaran
2) Apersepsi (Penggambaran baru dengan pengertian baru)
3) Pengamatan (Penggambaran yang lebih intensif terfokus, yang terjadi karena pemusatan akal yang lebih intensif)
4) Konsep (penggambaran abstrak tentang bagian-bagian dari berbagai penggambaran lain yang sejenis, berdsarkan azas-azas tertentu secara konsisten)
5) fantasi yang berada di alam sadar manusia.( penggambaran tentang lingkungan individu yang ditambah-tambah dan dibesar-besarkan, dan ada yang dikurangi serta dikecil-kecilkan pada bagian-bagian tertentu; ada pula yang digabunggabungkan dengan penggambaran-penggambaran lain, menjadi penggambaran yang baru sama sekali, yang sebenarnya tidak akan pernah ada dalam kenyataan)

b. Perasaan
Koentjaraningrat (1986) menyatakan bahwa perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilainya sebagai keadaan positif atau negatif. Suatu perasaan yang selalu bersifat subyektif karena adanya unsur penilaian, yang biasanya menimbulkan suatu kehendak dalam kesadaran seorang individu. Kehendak ituisa saja positif atau negative)

c. Dorongan naluri
Kesadaran manusia menurut para ahli psikologi juga mengandung berbagai perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena pengaruh pengetahuannya, melainkan karena sudah terkandung dalam organismanya, dan khususnya dalam gen-nya (dirinya) sebagai naluri. Kemauan yang sudah merupakan naluri pada tiap makhluk manusia tersebut, disebut dorongan (drive).

Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Dalam Pembentukan Kepribadian
a. Warisan bioogis
Semua manusia yang normal dan sehat mempunyai persamaan biologis tertentu, seperti mempunyai dua tangan, panca indera, kelenjar seks, dan otak yang rumit.
b. Lingkungan fisik
perbedaan perilaku kelompok terutama disebabkan oleh perbedaan iklim, topografi, dan sumber alam.
c. Kebudayaan
Kebudayaan adalah sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
d. Pengalaman kelompok
e. Pengalaman unik

Demikian artikel yang membahas tentang proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian. Semoga pengetahuan kita dapat meningkat setelah membaca artikel tersebut.

Posting Komentar untuk "Proses Sosialisasi Dalam Pembentukan Kepribadian"