Politik Devide Et Impera Media Massa Indonesia
Sekilas Tentang Media Massa
Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai digunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media.
Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media massa, termasuk bertanya langsung pada sumber atau ahli dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media massa tertentu.
Pengertian Pers Menurut UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers
Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.
Politik Devide Et Impera Media Massa Indonesia
Para pembaca yang budiman, tentu kita sudah tidak asing lagi apabila kita mendengar istilah Devide Et Impera. Istilah Devide Et Impera dikenal dengan “politik adu domba”. Devide Et Impera digunakan oleh bangsa Belanda pada era kolonialisme dan imperialisme untuk memecah belah bangsa Indonesia agar Indonesia dapat dikuasai Belanda. Belanda masuk ke dalam struktur sosial masyarakat Indonesia agar bisa mempengaruhi masyarakat. Untuk mempengaruhi masyarakat, belanda menyebarkan isu sehingga terjadi konflik di masyarakat. Belanda bersikap seperti penolong bagi pihak-pihak yang berkonflik, dan membantu menyelesaikan konflik. Akan tetapi setelah itu, Belanda menikung kita dari belakang.
Walaupun era kolonialisme dan imperialisme klasik telah berlalu dan Indonesia sekarang telah lama merdeka, akan tetapi tanpa kita sadari, kita masuk ke dalam era kolonialisme dan imperialisme modern. Era dimana kita bisa mengakses semua sumber informasi dan sumber daya dengan bebas. Begitu pula dengan politik Devide et Impera, pada era sekarang politik itu masih ada. Mungkin ini adalah warisan Belanda yang diturunkan kepada kita. Devide et Impera pada zaman sekarang bisa kita lihat melalui media massa yang ada di Indonesia.
Persepsi dan penilaian dari masyarakat adalah hal yang mahal di Negara kita. Oleh karena itu, orang-orang kaya yang ingin menguasai Indonesia berlomba-lomba membangun persepsi masyarakat agar sejalan dengan dia. Untuk itulah diperlukan peran media massa. Banyaknya media massa yang bermunculan di Indonesia membuat masyarakat kita semakin bingung, mana yang benar dan mana yang salah. Terutama ketika ada pemilihan kepala pemerintahan. Media massa saling berlomba-lomba untuk mempengaruhi masyarakat Indonesia agar calom pimpinan merekaa terpilih. Di Indonesia paling tidak ada 4 (empat) televise berita yang difungsikan untuk membangun persepsi masyarakat, antara lain : MetroTfi, TVOn, INyusTV, KompasTifi. Keempat stasiun TV tersebut memiliki pemilik yang berbeda-beda, dan sebagian besar memiliki kepentingan politis di Indonesia.
Pentingnya membangun persepsi di masyarakat Indonesia menjadikan adanya perang media massa. Inilah yang dimaksu dengan Devide et Impera Media Massa di Indonesia. Media massa saling berebut simpati masyarakat agar dapat dipercaya oleh masyarakat. Ketika masyarakat sudah condong di salah satu stasiun TV berita tersebut, maka secara tidak langsung dia telah condong kepada kepentingan pemilik TV tersebut.
Kita sebagai masyarakat harus pandai memposisikan diri. Janganlah kita terlalu condong kapada salah satu TV berita saja atau kita akan menjadi korban Devide et Impera Media Massa Indonesia. Demikian artikel kami yang membahas tentang Devide Et Impera madia massa di Indonesia, apabila ada kesalahan semoga pembaca berkenan mengkoreksi kami. Terima Kasih.
Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai digunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media.
Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media massa, termasuk bertanya langsung pada sumber atau ahli dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media massa tertentu.
Pengertian Pers Menurut UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers
Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.
Politik Devide Et Impera Media Massa Indonesia
Para pembaca yang budiman, tentu kita sudah tidak asing lagi apabila kita mendengar istilah Devide Et Impera. Istilah Devide Et Impera dikenal dengan “politik adu domba”. Devide Et Impera digunakan oleh bangsa Belanda pada era kolonialisme dan imperialisme untuk memecah belah bangsa Indonesia agar Indonesia dapat dikuasai Belanda. Belanda masuk ke dalam struktur sosial masyarakat Indonesia agar bisa mempengaruhi masyarakat. Untuk mempengaruhi masyarakat, belanda menyebarkan isu sehingga terjadi konflik di masyarakat. Belanda bersikap seperti penolong bagi pihak-pihak yang berkonflik, dan membantu menyelesaikan konflik. Akan tetapi setelah itu, Belanda menikung kita dari belakang.
Walaupun era kolonialisme dan imperialisme klasik telah berlalu dan Indonesia sekarang telah lama merdeka, akan tetapi tanpa kita sadari, kita masuk ke dalam era kolonialisme dan imperialisme modern. Era dimana kita bisa mengakses semua sumber informasi dan sumber daya dengan bebas. Begitu pula dengan politik Devide et Impera, pada era sekarang politik itu masih ada. Mungkin ini adalah warisan Belanda yang diturunkan kepada kita. Devide et Impera pada zaman sekarang bisa kita lihat melalui media massa yang ada di Indonesia.
Persepsi dan penilaian dari masyarakat adalah hal yang mahal di Negara kita. Oleh karena itu, orang-orang kaya yang ingin menguasai Indonesia berlomba-lomba membangun persepsi masyarakat agar sejalan dengan dia. Untuk itulah diperlukan peran media massa. Banyaknya media massa yang bermunculan di Indonesia membuat masyarakat kita semakin bingung, mana yang benar dan mana yang salah. Terutama ketika ada pemilihan kepala pemerintahan. Media massa saling berlomba-lomba untuk mempengaruhi masyarakat Indonesia agar calom pimpinan merekaa terpilih. Di Indonesia paling tidak ada 4 (empat) televise berita yang difungsikan untuk membangun persepsi masyarakat, antara lain : MetroTfi, TVOn, INyusTV, KompasTifi. Keempat stasiun TV tersebut memiliki pemilik yang berbeda-beda, dan sebagian besar memiliki kepentingan politis di Indonesia.
Pentingnya membangun persepsi di masyarakat Indonesia menjadikan adanya perang media massa. Inilah yang dimaksu dengan Devide et Impera Media Massa di Indonesia. Media massa saling berebut simpati masyarakat agar dapat dipercaya oleh masyarakat. Ketika masyarakat sudah condong di salah satu stasiun TV berita tersebut, maka secara tidak langsung dia telah condong kepada kepentingan pemilik TV tersebut.
Kita sebagai masyarakat harus pandai memposisikan diri. Janganlah kita terlalu condong kapada salah satu TV berita saja atau kita akan menjadi korban Devide et Impera Media Massa Indonesia. Demikian artikel kami yang membahas tentang Devide Et Impera madia massa di Indonesia, apabila ada kesalahan semoga pembaca berkenan mengkoreksi kami. Terima Kasih.
Posting Komentar untuk "Politik Devide Et Impera Media Massa Indonesia"
Silahkan berkomentar . .