Pengertian Kewirausahaan dan Penjelasannya Lengkap
Pengertian Kewirausahaan - Kewirausahaan = entrepreneurship (wiraswasta, pengusaha, pedagang, saudagar) yang berasal dari bahasa prancis, entrepende (petualang, pencipata, pengelola usaha). Wira = utama, gagah,luhur, berani, teladan, pejuang, Swa = sendiri, Hasta = tangan, Sta = berdiri
Jadi, wiraswasta berarti orang yang memiliki sifat-sifat keberanian, keutamaan, keteladanan, dalam mengambil risiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Wiraswasta memangberusaha mandiri, namun biasanya tidak memiliki visi pengembangan usaha, kreativitas, dan daya inovasi.
Kewirausahaan identik dengan apa yang dilakukan oleh seorang "usahawan" atau "wiraswasta." Pandangan itu tidaklah tepat, karena jiwa dan sikap kewirausahaan (entrepreneurship) tidak hanya dimiliki oleh usahawan akan tetapi dapat dimiliki oleh setiap orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif baik dalam kalangan usahawan maupun masyarakat umum seperti petani, karyawan, pegawai pemerintah, mahasiswa, guru, dan pimpinan organisasi lainnya.
Jadi, kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda, melalui :
1. Pengembangan teknologi baru
2. Penemuan pengetahuan ilmiah baru,
3. Perbaikan produk barang dan jasa yang ada.
4. Penemuan cara-cara baru untuk menghasilkan barang lebih banyak dengan sumber-sumber daya yang lebih efisien.
Seseorang yang memiliki bakat kewiraushaan dapat mengembangkan bakatnya melalui pendidikan. Mereka yang menjadi wirausahawan adalah orang-orang yang mengenal potensi dan belajar mengembangkan potensi untuk menangkap peluang serta mengorganisir usaha dalam mewujudkan cita-citanya. Oleh karena itu, untuk menjadi wirausahawan yang sukses, memiliki bakat saja tidak cukup, tetapi juga harus memiliki pengetahuan mengenai segala aspek usaha yang akan ditekuninya.
Bygrave menggambarkan wirausaha dengan konsep 10 D, yaitu :
1. Dream ; mempunyai visi terhadap masa depan dan mampu mewujudkannya.
2. Decisiveness ; tidak bekerja lambat, membuat keputusan berdasar perhitungan yang tepat.
3. Doers ; membuat keputusan dan melaksanakannya.
4. Determination ; melaksanakan kegiatan dengan penuh perhatian.
5. Dedication ; mempunyai dedikasi tinggi dalam berusaha.
6. Devotion ; mencintai pekerjaan yang dimiliki.
7. Details ; memperhatiakn faktor-faktor kritis secara rinci.
8. Destiny ; bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapai.
9. Dollars ; motivasi bukan hanya uang.
10. Distribute ; mendistribusikan kepemilikannya terhadap orang yang dipercayai.
Faktor Penghambat Kewirausahaan
Bangsa Indonesia menjadi negara besar yang miskin. Bangsa yang memiliki sumber daya yang melimpah akan tetapi tidak dapat mengelolanya. Masalahnya bukan pada kemampuan SDM dan Teknologi saja melainkan sesungguhnya karena lemahnya jiwa kewirausahaan. Beberapa hal yang menjadi penghambat perkembangan kewirausahaan di Indonesia, karena ada anggapan untuk melakukan wirausaha diperlukan :
1. Modal
Modal tidak hanya dalam bentuk finansial, tetapi dapat berupa keterampilan, pengetahuan, jaringan kerja, dimana pada akhirnya dapat mendatangkan modal finansial. Banyak pemilik uang yang tidak dapat mengembangkan uang miliknya.
Keinginan pemilik uang adalah agar uang yang dimiliki berkembang. Namun banyak pemilik uang tidak memiliki kemampuan mengembangkan uang miliknya. Pemilik uang biasanya mencari jalan agar uang miliknya berkembang melalui suatu bidang usaha yang dianggap fisibel. Suatu bidang yang dianggap fisibel biasanya dimiliki oleh seorang wirausahawan yang biasanya memiliki kreativitas dalam menghadapi suatu persoalan, dan menjadikannya suatu peluang usaha. Dengan demikian seorang wirausahawan dapat berparner dengan pemilik modal. Dimana masing-masing menggunakan perannya dan saling menguntungkan.
2. Keturunan
Seseorang manjadi wirausahawan tidak berdasarkan faktor keturunan saja. Bila seseorang dengan lingkunganya adalah lingkungan para wirausahawan maka ia akan cenderung bertindak dan berpikir wirausaha. Bila seseorang dengan lingkungan akademisi maka ia akan bertindak dan berfikir secara akademisi. Bila seseorang dengan lingkungan pekerja maka ia akan cenderung bertindak dan berpikir secara pekerja.
3. Status Sosial Rendah
Wirausahawan kurang mendapat penghormatan dalam masyarakat. Apalagi untuk wirausahawan yang relatif masih kecil. Masyarakat kita lebih memberikan penghormatan kepada kaum pekerja yang memiliki jabatan tertentu. Masyarakat kita sangat menghargai orang yang bekerja kantoran. Seorang wirausahawan yang usahanya masih kecil sering disebut penganguran atau orang yang tidak punya pekerjaan.
4. Pendidikan
Kewirausahaan tidak mengenal pendidikan. Yang ada adalah kemampuan membaca peluang usaha, kerja keras, tekun dan cerdik. Dengan kemampuan membaca peluang usaha, kerja keras, tekun dan cerdik, seorang wirausaha akan sukses.
5. Gender
Saat ini banyak wirausahawan yang berasal dari wanita, bukan mutlak pria. Pembatasan gender hanya ada dalam kodrat sebagai manusia. Dalam berwirausaha tidak ada perbedaan gender
6. Kesehatan/Kelengkapan Fisik
Kesehatan/kelengkapan fisik adalah karunia Illahi. Tetapi tidak semua orang mempunyai kesehatan dan kelengkapan fisik bukan berarti tidak bisa melakukan sesuatu apapun. Banyak usaha yang dijalankan dengan kursi roda.
Maka jangan percaya terhadap mitos seputar wirausaha, semua itu sebenarnya hanyalah kurangnya pemahaman kita tentang kewirausahaan. Seperti mitos berikut ini :
1. Mitos: Wirausaha muncul karena bakat dan keturunan
2. Mitos: Wirausaha adalah para pelaku, bukan para pemikir
3. Mitos: Wirausaha tidak bisa diajarkan atau dibentuk
4. Mitos: Wirausaha adalah selalu sebagai investor
5. Mitos: Wirausaha membutuhkan keberuntungan
6. Mitos: Wirausaha harus selalu sukses dan tidak gagal
7. Mitos: Wirausaha adalah sama seperti penjudi
Budaya Bangsa Indonesia yang Menghambat Kewirausahaan
1. Mitos dan mistik
Mitos adalah kepercayaan kepada cerita-cerita tentang peristiwa alam dan benda-benda yang diungkapkan secara gaib serta sama sekali tidak rasional. Sedangkan mistik adalah hal-hal gaib yang tidak terjangkau oleh akal manusia biasa, yang sering menjadi tempat pelarian bagi seseorang bila dalam keadaan penuh tekanan dan perasaan ketidakberdayaan.
2. Sinkretisme
Sinkretisme adalah suatu paham yang berusaha memadukan unsur-unsur kepercayaan lama dengan unsur-unsur kepercayaan yang baru, tetapi unsur-unsur kepercayaan yang lama masih dipertahankan.
3. Hipokritis
Hipokritis adalah sifat munafik atau suka berpura-pura
4. Feodalisme
Feodalisme adalah sistem sosial yang memberikan kekuasaan yang besar dengan mengagung-agungkan golongan yang memiliki kekuatan, kekuasaan, atau kharisma. Dasar kekuasaan kaum birokrat yang berkuasa di Indonesia bukanlah pemilikan modal, hak milik, atau kekayaan, melainkan posisi atau jabatan.
5. Tidak hemat dan mengejar gengsi
Perubahan pola hidup seiring dengan meningkatnya kemampuan ekonomi mendorong
orang berperilaku konsumtif. Sifatnya memakai tetapi tidak dapat membuat atau menciptakan. Perilaku seperti ini disebut konsumtif. Sering kita cenderung membeli barang-barang secara berlebihan yang terkadang hanya untuk mencari gengsi. Untuk memenuhi keinginan tersebut, kita bahkan mengeluarkan biaya yang banyak atau terkadang memaksakan kredit. Seringkali hal ini dilakukan tanpa perhitungan apakah di masa depan kredit tersebut dapat dilunasi. Akibatnya perekonomian Indonesia melompat dari agraris langsung ke perekonomian yang digerakkan oleh konsumsi, tanpa melewati tahap perkembangan produksi dan industri.
6. Suka meniiru
Meniru atau imitasi adalah menyamakan perbuatan atau tindakan dan tingkah laku kita dengan perbuatan orang lain. Suka meniru adalah gambaran kepribadian seseorang yang lemah atau kurang percaya diri, sebab perilaku meniru hanya dilakukan oleh anak kecil yang belum memiliki orientasi dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Segi negatif dari meniru adalah melemahkan dan mematikan kreativitas seseorang .
7. Pasrah dan Persepsi yang keliru pada takdir
Pasrah terhadap takdir dan budaya menerima apa adanya merupakan hambatan dalam mengembangkan budaya kewirausahaan.
8. Berorientasi Pada Masalah, Bukan Pada Pemecahan
Bangsa Indonesia umumnya selalu meributkan masalah bukan kepada pemecahan langsung dan kedepan.
Mengubah Pola Pikir
Merubah sesuatu yang telah menjadi kebiasaan tidaklah mudah serta membutuhkan kerja keras dan banyak pengorbanan, apalagi menyangkut pola pikir dari seorang individu.
1. Sejak terlahir, kita senantiasa dalam comfort zone (daerah aman dan nyaman). Secara alamiah, sadar atau tidak kita selalu keluar masuk dari comfort zone satu ke comfort zone berikutnya.
2. Para wirausaha jangan terjebak hanya dengan menjalankan bisnis kecil dengan pola manajemen tradisional dan tidak pernah bisa berkembang.
3. Langkah awal adalah mengubah cara pandang dan mulai membangun entrepreneurialmindset.
4. Kita akan tahu telah memiliki kerangka berpikir wirausaha ketika mulai berpikir dan bertindak sesuai kebiasaan wirausaha pada umumnya.
Dimana wirausaha akan lebih memilih:
a. memperhitungkan ketidakpastian daripada menghindarinya,
b. mereka melihat secara simpel ketika orang lain melihat kompleksitas, dan
c. mereka mengambil pembelajaran dari resiko yang telah diperhitungkan.
Menurut Mc Grath dan MacMillan (2000) dalam Rambat (2004) pada umumnya wirausaha memiliki lima karateristik mindset, yaitu :
a. Mereka sangat bersemangat dalam melihat atau mencari peluang-peluang baru
b. Mereka mengejar peluang dengan disiplin yang ketat
c. Mereka hanya mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari mengejar peluang lain yang belum jelas
d. Mereka fokus pada pelaksanaan
e. Mereka mengikutsertakan energi setiap orang yang berada dalam jangkauan mereka
Kompetensi Kewirausahaan
Dalam mengelola usaha, wirausaha dituntut mengelola semua aspek kegiatan meliputi 6 M, yaitu :
1. Man (SDM) : pengalaman, tidak birokrasi, mandiri, dinamis, ulet, cepat tanggap dan fleksibel.
2. Money (Dana) : sumber dana yang mencukupi.
3. Materials (Bahan) : bahan yang dibutuhkan untuk proses produksi.
4. Machine ( Mesin) : Peralatan/mesin yang memadai.
5. Methods (Cara Kerja) : cara kerja yang tepat dan efektif.
6. Markets (Pasar) : menciptakan pasar bagi barang hasil produksi.
Ciri-Ciri dan Watak Kewirausahaan (Menurut Geoffrey G. Meredith)
1. Percaya diri > Keyakinan, individualitas, optimisme, mandiri
2. Berorientasi pada tugas dan hasil > Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, energik,inisiatif
3. Berani mengambil resiko dan suka tantangan > Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar
4. Kepemimpinan > Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik.
5. Keorisinilan > Inovatif dan kreatif serta fleksibel.
6. Berorientasi kemasa depan > Pandangan ke depan, perspektif.
Sumber : M. Rswandi. 2012. Kewirausahaan SMK/MAK Kelas X/10. Karawang : RuS Publishing.
Jadi, wiraswasta berarti orang yang memiliki sifat-sifat keberanian, keutamaan, keteladanan, dalam mengambil risiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Wiraswasta memangberusaha mandiri, namun biasanya tidak memiliki visi pengembangan usaha, kreativitas, dan daya inovasi.
Kewirausahaan identik dengan apa yang dilakukan oleh seorang "usahawan" atau "wiraswasta." Pandangan itu tidaklah tepat, karena jiwa dan sikap kewirausahaan (entrepreneurship) tidak hanya dimiliki oleh usahawan akan tetapi dapat dimiliki oleh setiap orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif baik dalam kalangan usahawan maupun masyarakat umum seperti petani, karyawan, pegawai pemerintah, mahasiswa, guru, dan pimpinan organisasi lainnya.
Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang.Jadi, kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda, melalui :
1. Pengembangan teknologi baru
2. Penemuan pengetahuan ilmiah baru,
3. Perbaikan produk barang dan jasa yang ada.
4. Penemuan cara-cara baru untuk menghasilkan barang lebih banyak dengan sumber-sumber daya yang lebih efisien.
Seseorang yang memiliki bakat kewiraushaan dapat mengembangkan bakatnya melalui pendidikan. Mereka yang menjadi wirausahawan adalah orang-orang yang mengenal potensi dan belajar mengembangkan potensi untuk menangkap peluang serta mengorganisir usaha dalam mewujudkan cita-citanya. Oleh karena itu, untuk menjadi wirausahawan yang sukses, memiliki bakat saja tidak cukup, tetapi juga harus memiliki pengetahuan mengenai segala aspek usaha yang akan ditekuninya.
Bygrave menggambarkan wirausaha dengan konsep 10 D, yaitu :
1. Dream ; mempunyai visi terhadap masa depan dan mampu mewujudkannya.
2. Decisiveness ; tidak bekerja lambat, membuat keputusan berdasar perhitungan yang tepat.
3. Doers ; membuat keputusan dan melaksanakannya.
4. Determination ; melaksanakan kegiatan dengan penuh perhatian.
5. Dedication ; mempunyai dedikasi tinggi dalam berusaha.
6. Devotion ; mencintai pekerjaan yang dimiliki.
7. Details ; memperhatiakn faktor-faktor kritis secara rinci.
8. Destiny ; bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapai.
9. Dollars ; motivasi bukan hanya uang.
10. Distribute ; mendistribusikan kepemilikannya terhadap orang yang dipercayai.
Faktor Penghambat Kewirausahaan
Bangsa Indonesia menjadi negara besar yang miskin. Bangsa yang memiliki sumber daya yang melimpah akan tetapi tidak dapat mengelolanya. Masalahnya bukan pada kemampuan SDM dan Teknologi saja melainkan sesungguhnya karena lemahnya jiwa kewirausahaan. Beberapa hal yang menjadi penghambat perkembangan kewirausahaan di Indonesia, karena ada anggapan untuk melakukan wirausaha diperlukan :
1. Modal
Modal tidak hanya dalam bentuk finansial, tetapi dapat berupa keterampilan, pengetahuan, jaringan kerja, dimana pada akhirnya dapat mendatangkan modal finansial. Banyak pemilik uang yang tidak dapat mengembangkan uang miliknya.
Keinginan pemilik uang adalah agar uang yang dimiliki berkembang. Namun banyak pemilik uang tidak memiliki kemampuan mengembangkan uang miliknya. Pemilik uang biasanya mencari jalan agar uang miliknya berkembang melalui suatu bidang usaha yang dianggap fisibel. Suatu bidang yang dianggap fisibel biasanya dimiliki oleh seorang wirausahawan yang biasanya memiliki kreativitas dalam menghadapi suatu persoalan, dan menjadikannya suatu peluang usaha. Dengan demikian seorang wirausahawan dapat berparner dengan pemilik modal. Dimana masing-masing menggunakan perannya dan saling menguntungkan.
2. Keturunan
Seseorang manjadi wirausahawan tidak berdasarkan faktor keturunan saja. Bila seseorang dengan lingkunganya adalah lingkungan para wirausahawan maka ia akan cenderung bertindak dan berpikir wirausaha. Bila seseorang dengan lingkungan akademisi maka ia akan bertindak dan berfikir secara akademisi. Bila seseorang dengan lingkungan pekerja maka ia akan cenderung bertindak dan berpikir secara pekerja.
3. Status Sosial Rendah
Wirausahawan kurang mendapat penghormatan dalam masyarakat. Apalagi untuk wirausahawan yang relatif masih kecil. Masyarakat kita lebih memberikan penghormatan kepada kaum pekerja yang memiliki jabatan tertentu. Masyarakat kita sangat menghargai orang yang bekerja kantoran. Seorang wirausahawan yang usahanya masih kecil sering disebut penganguran atau orang yang tidak punya pekerjaan.
4. Pendidikan
Kewirausahaan tidak mengenal pendidikan. Yang ada adalah kemampuan membaca peluang usaha, kerja keras, tekun dan cerdik. Dengan kemampuan membaca peluang usaha, kerja keras, tekun dan cerdik, seorang wirausaha akan sukses.
5. Gender
Saat ini banyak wirausahawan yang berasal dari wanita, bukan mutlak pria. Pembatasan gender hanya ada dalam kodrat sebagai manusia. Dalam berwirausaha tidak ada perbedaan gender
6. Kesehatan/Kelengkapan Fisik
Kesehatan/kelengkapan fisik adalah karunia Illahi. Tetapi tidak semua orang mempunyai kesehatan dan kelengkapan fisik bukan berarti tidak bisa melakukan sesuatu apapun. Banyak usaha yang dijalankan dengan kursi roda.
Maka jangan percaya terhadap mitos seputar wirausaha, semua itu sebenarnya hanyalah kurangnya pemahaman kita tentang kewirausahaan. Seperti mitos berikut ini :
1. Mitos: Wirausaha muncul karena bakat dan keturunan
2. Mitos: Wirausaha adalah para pelaku, bukan para pemikir
3. Mitos: Wirausaha tidak bisa diajarkan atau dibentuk
4. Mitos: Wirausaha adalah selalu sebagai investor
5. Mitos: Wirausaha membutuhkan keberuntungan
6. Mitos: Wirausaha harus selalu sukses dan tidak gagal
7. Mitos: Wirausaha adalah sama seperti penjudi
Budaya Bangsa Indonesia yang Menghambat Kewirausahaan
1. Mitos dan mistik
Mitos adalah kepercayaan kepada cerita-cerita tentang peristiwa alam dan benda-benda yang diungkapkan secara gaib serta sama sekali tidak rasional. Sedangkan mistik adalah hal-hal gaib yang tidak terjangkau oleh akal manusia biasa, yang sering menjadi tempat pelarian bagi seseorang bila dalam keadaan penuh tekanan dan perasaan ketidakberdayaan.
2. Sinkretisme
Sinkretisme adalah suatu paham yang berusaha memadukan unsur-unsur kepercayaan lama dengan unsur-unsur kepercayaan yang baru, tetapi unsur-unsur kepercayaan yang lama masih dipertahankan.
3. Hipokritis
Hipokritis adalah sifat munafik atau suka berpura-pura
4. Feodalisme
Feodalisme adalah sistem sosial yang memberikan kekuasaan yang besar dengan mengagung-agungkan golongan yang memiliki kekuatan, kekuasaan, atau kharisma. Dasar kekuasaan kaum birokrat yang berkuasa di Indonesia bukanlah pemilikan modal, hak milik, atau kekayaan, melainkan posisi atau jabatan.
5. Tidak hemat dan mengejar gengsi
Perubahan pola hidup seiring dengan meningkatnya kemampuan ekonomi mendorong
orang berperilaku konsumtif. Sifatnya memakai tetapi tidak dapat membuat atau menciptakan. Perilaku seperti ini disebut konsumtif. Sering kita cenderung membeli barang-barang secara berlebihan yang terkadang hanya untuk mencari gengsi. Untuk memenuhi keinginan tersebut, kita bahkan mengeluarkan biaya yang banyak atau terkadang memaksakan kredit. Seringkali hal ini dilakukan tanpa perhitungan apakah di masa depan kredit tersebut dapat dilunasi. Akibatnya perekonomian Indonesia melompat dari agraris langsung ke perekonomian yang digerakkan oleh konsumsi, tanpa melewati tahap perkembangan produksi dan industri.
6. Suka meniiru
Meniru atau imitasi adalah menyamakan perbuatan atau tindakan dan tingkah laku kita dengan perbuatan orang lain. Suka meniru adalah gambaran kepribadian seseorang yang lemah atau kurang percaya diri, sebab perilaku meniru hanya dilakukan oleh anak kecil yang belum memiliki orientasi dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Segi negatif dari meniru adalah melemahkan dan mematikan kreativitas seseorang .
7. Pasrah dan Persepsi yang keliru pada takdir
Pasrah terhadap takdir dan budaya menerima apa adanya merupakan hambatan dalam mengembangkan budaya kewirausahaan.
8. Berorientasi Pada Masalah, Bukan Pada Pemecahan
Bangsa Indonesia umumnya selalu meributkan masalah bukan kepada pemecahan langsung dan kedepan.
Mengubah Pola Pikir
Merubah sesuatu yang telah menjadi kebiasaan tidaklah mudah serta membutuhkan kerja keras dan banyak pengorbanan, apalagi menyangkut pola pikir dari seorang individu.
1. Sejak terlahir, kita senantiasa dalam comfort zone (daerah aman dan nyaman). Secara alamiah, sadar atau tidak kita selalu keluar masuk dari comfort zone satu ke comfort zone berikutnya.
2. Para wirausaha jangan terjebak hanya dengan menjalankan bisnis kecil dengan pola manajemen tradisional dan tidak pernah bisa berkembang.
3. Langkah awal adalah mengubah cara pandang dan mulai membangun entrepreneurialmindset.
4. Kita akan tahu telah memiliki kerangka berpikir wirausaha ketika mulai berpikir dan bertindak sesuai kebiasaan wirausaha pada umumnya.
Dimana wirausaha akan lebih memilih:
a. memperhitungkan ketidakpastian daripada menghindarinya,
b. mereka melihat secara simpel ketika orang lain melihat kompleksitas, dan
c. mereka mengambil pembelajaran dari resiko yang telah diperhitungkan.
Menurut Mc Grath dan MacMillan (2000) dalam Rambat (2004) pada umumnya wirausaha memiliki lima karateristik mindset, yaitu :
a. Mereka sangat bersemangat dalam melihat atau mencari peluang-peluang baru
b. Mereka mengejar peluang dengan disiplin yang ketat
c. Mereka hanya mengejar peluang yang sangat baik dan menghindari mengejar peluang lain yang belum jelas
d. Mereka fokus pada pelaksanaan
e. Mereka mengikutsertakan energi setiap orang yang berada dalam jangkauan mereka
Kompetensi Kewirausahaan
Dalam mengelola usaha, wirausaha dituntut mengelola semua aspek kegiatan meliputi 6 M, yaitu :
1. Man (SDM) : pengalaman, tidak birokrasi, mandiri, dinamis, ulet, cepat tanggap dan fleksibel.
2. Money (Dana) : sumber dana yang mencukupi.
3. Materials (Bahan) : bahan yang dibutuhkan untuk proses produksi.
4. Machine ( Mesin) : Peralatan/mesin yang memadai.
5. Methods (Cara Kerja) : cara kerja yang tepat dan efektif.
6. Markets (Pasar) : menciptakan pasar bagi barang hasil produksi.
Ciri-Ciri dan Watak Kewirausahaan (Menurut Geoffrey G. Meredith)
1. Percaya diri > Keyakinan, individualitas, optimisme, mandiri
2. Berorientasi pada tugas dan hasil > Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, energik,inisiatif
3. Berani mengambil resiko dan suka tantangan > Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar
4. Kepemimpinan > Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik.
5. Keorisinilan > Inovatif dan kreatif serta fleksibel.
6. Berorientasi kemasa depan > Pandangan ke depan, perspektif.
Sumber : M. Rswandi. 2012. Kewirausahaan SMK/MAK Kelas X/10. Karawang : RuS Publishing.
Posting Komentar untuk "Pengertian Kewirausahaan dan Penjelasannya Lengkap"
Silahkan berkomentar . .