Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

The Father of Sociology (Bapak Sosiologi)

Lahirnya Sosiologi

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang lahirnya ilmu sosiologi. Sosiologi sebagai ilmu, lahir pada abad XIX. Lahirnya sosiologi berkaitan dengan terjadinya perubahan sosial masyarakat di Eropa Barat pada masa Revolusi Industri (Inggris) dan Revolusi Sosial (Prancis). Adanya revolusi tersebut berdampak pada keharmonisan dalam hubungan antarwarga masyarakat. Terjadi kekacauan dan kesenjangan sosial di antara rakyatnya. Situasi ini mendorong seorang ahli filsafat Prancis, Aguste Comte membuat suatu karya yang luar biasa. Dalam karyanya yang berjudul Course of Positive Phylosophy (1844), Comte menyebut kajian tentang kehidupan sosial manusia dengan istilah sosiologi. Oleh karenanya, Aguste Comte mendapat julukan sebagai Bapak Sosiologi Modern. Namun, selain Aguste Comte terdapat beberapa ahli yang berusaha mengkaji hubungan antarmanusia seperti Karl Marx, Herbert Spencer, Emile Durkheim, dan Max Weber.

Dalam setiap ilmu pengetahuan terdapat objek kajian yang dipelajari. Di mana objek kajian ilmu pengetahuan biasanya dibatasi oleh definisi yang diajukan oleh ilmu pengetahuan tersebut. Sebagai contoh ilmu sosiologi. Sebelumnya telah dijelaskan mengenai definisi sosiologi.

Menurut Roucek dan Warren (sebagaimana dikutip Soerjono Soekanto: 1987), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dengan kelompok-kelompok. Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui objek kajian sosiologi adalah perilaku manusia dalam masyarakat. Lebih jelasnya sosiologi mempelajari manusia dari aspek sosial yang kita sebut masyarakat. Manusia merupakan makhluk sosial yang berinteraksi dengan orang lain. Dalam interaksi tersebut timbul cara-cara berhubungan yang berupa perilaku. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa objek studi atau kajian sosiologi adalah masyarakat. Masyarakat dalam hal ini adalah hubungan antarmanusia dan proses sebab akibat yang timbul dari hubungan tersebut.

Setelah memahami sebagian materi di atas, adakah pertanyaan yang timbul dalam pikiranmu? Mengapa kita perlu mempelajari sosiologi? Ketika kita belajar sosiologi, kita mempelajari diri kita sendiri sebagai bagian dari masyarakat. Melalui sosiologi, kita dapat mengetahui nilai, norma serta kaidah-kaidah yang berlaku dalam masyarakat sebagai acuan kita berperilaku. Melalui sosiologi pula, kita mampu memahami masyarakat di sekitar kita.

Pada dasarnya, ada begitu banyak manfaat ketika kita mempelajari sosiologi. Sebagai contohnya:
a. Sosiologi dapat memberikan pengetahuan mengenai pola-pola interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat. Melalui pengetahuan tentang pola-pola interaksi tersebut, kita dapat mengenal dengan lebih jelas siapa diri kita dalam konteks hubungan antara pribadi dan pribadi, pribadi dan kelompok serta kelompok dan kelompok.
b. Sosiologi dapat membantu kita untuk mengontrol atau mengendalikan setiap tindakan dan perilaku kita dalam kehidupan bermasyarakat.
c. Sosiologi mampu mengkaji status dan peran kita sebagai anggota masyarakat.
d. Mempelajari sosiologi, kita menjadi lebih peka, kritis serta rasional menghadapi gejala-gejala sosial yang terjadi.

Pengertian Sosiologi


Pengertian sosiologi. Istilah sosiologi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata socius dan logos (Soerjono Soekanto: 1987). Socius artinya teman atau kawan dapat juga diartikan sebagai pergaulan hidup manusia atau masyarakat dan logos artinya berbicara, mengajar atau ilmu. Dengan demikian, secara sederhana pengertian sosiologi berarti ilmu tentang hubungan antarteman.

Secara umum, pengertian sosiologi adalah ilmu tentang masyarakat. Oleh karena pengertian tersebut terlalu luas, banyak ahli mencoba memberikan pengertian tentang sosiologi sebagai patokan sementara. Menurut Pitirim Sorokin, pengertian sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari:
a. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala gejala sosial, misalnya antara gejala ekonomi dan agama, keluarga dan moral, hukum dan ekonomi, gerak masyarakat, dan politik.
b. Hubungan dan saling pengaruh antara gejala-gejala sosial dan gejala-gejala nonsosial, misalnya gejala geografis, biologis, dan sebagainya.
c. Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.

Pengertian sosiologi yang lain diajukan oleh Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi. Beliau berdua membatasi pengertian sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan-perubahan sosial. Struktur sosial adalah jalinan antara unsur-unsur yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial), lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok serta lapisan-lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama. Adanya perbedaan di setiap pengertiannya menandakan betapa luasnya objek kajian sosiologi.

Namun pada intinya, sosiologi mempelajari hubungan atau interaksi antarmanusia dalam masyarakat. Dari sekian banyak definisi sosiologi dapat disimpulkan bahwa pengertian sosiologi adalah ilmu yang mengkaji interaksi manusia dengan manusia lain dalam kelompok (seperti keluarga, kelas sosial atau masyarakat) dan produk-produk yang
timbul dari interaksi tersebut seperti nilai, norma serta kebiasaan-kebiasaan yang dianut oleh kelompok atau masyarakat tersebut.

Begitu luasnya objek kajian sosiologi, hingga muncul berbagai pengertian mengenai sosiologi dari beberapa ahli.
1. Pengertian sosiologi menurut Peter L. Berger
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok.
2. Pengertian sosiologi menurut Mayor Polak
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan, yaitu hubungan antarmanusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik kelompok formal maupun kelompok material atau baik kelompok statis maupun kelompok dinamis.
3. Pengertian sosiologi menurut Roucek dan Waren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok.
4. Pengertian sosiologi menurut William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoft
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya.
5. Pengertian sosiologi menurut J.A.A. van Dorn dan C.J. Lammers
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan mengenai struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.


The Father of Sociology (Bapak Sosiologi)

The Father of Sociology (Bapak Sosiologi). Setiap cabang ilmu pengetahuan mempunyai pelopor. Begitu juga dengan ilmu sosiologi. Sosiologi juga mempunyai pelopor atau yang disebut dengan the father of sociology (bapak sosiologi). The father of sociology (bapak sosiologi) yaitu Auguste Comte. Tokoh yang dikenal sebagai bapak pendiri aliran positivisme dalam ilmu-ilmu sosial ini lahir pada tanggal 19 Januari 1798 di Montpellir, Prancis. Sejak tahun 1814, ia belajar ilmu-ilmu eksak di sekolah politeknik di Paris. Selanjutnya, untuk melengkapi pelajaran di politeknik serta untuk memperoleh latar belakang ensiklopedia yang kuat, ia belajar biologi dan sejarah.

Kedekatan Comte dengan masalah-masalah sosial diawali ketika ia menjadi sekretaris seorang bangsawan Prancis, Henri de Saint Simon. Hal ini disebabkan Henri de Saint Simon sangat peduli terhadap masalahmasalah sosial yang timbul akibat industri yang berkembang saat itu. Tidak heran jika pemikiran Comte dipengaruhi oleh Henri de Saint Simon.

Dalam bukunya yang berjudul Course de Philosophy Positive, istilah sosiologi diperkenalkan oleh. Beliau berpendapat bahwa sejarah manusia adalah mengikuti satu susunan yang memasuki hukum tertentu. Oleh karenanya, Aguste Comte dijuluki The Father of Sosiology. Menurut beliau, adanya evolusi masyarakat akan disertai dengan kemajuan yang mewujudkan perkembangan intelektual. Pemikiran ini yang dinamakan Law of Human Progress.

Dalam bukunya yang berjudul Course de Philosophy Positive, beliau menemukan bahwa perkembangan pikiran manusia terdiri atas tiga tahap, yaitu tahap teologis, metafisis, dan positif. Tahap teologis yaitu pengetahuan manusia didasarkan pada kepercayaan akan adanya penguasa adikodrati yang mengatur dan menggerakkan gejala-gejala alam. Tahap metafisis, yaitu pengetahuan manusia berdasar pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip abstrak yang menggantikan kedudukan kuasa-kuasa adikodrati. Metafisika merupakan pengetahuan puncak masa kini. Sedangkan tahap positif, yaitu pengetahuan manusia berdasar atas fakta-fakta. Pengetahuan positif adalah pengetahuan tertinggi kebenarannya yang dicapai manusia.

The Father of Sosiology (Bapak Sosiologi)

Pada akhir hidupnya Comte berusaha untuk membangun agama baru atas dasar filsafat positifnya dengan semboyan: Cinta sebagai prinsip, teratur sebagai basis, kemajuan sebagai tujuan. Gagasan ini tertuang dalam bukunya yang berjudul Politique Positive ou Traite de Sociologie, Instituant la religion de I’humanite. Aguste Comte meninggal dunia pada tanggal 5 September 1857.

Posting Komentar untuk "The Father of Sociology (Bapak Sosiologi)"